Mendagri Mendukung Penuh Surakarta Jadi Kota "Spirit of Java"

By Admin

nusakini.com--Pendaphi Gede Surakarta, Sabtu (24/2) malam tidak seperti biasanya. Ramai. Di dalam pendopo, malam itu digelar pementasan wayang. Ki Anom Dwijo didaulat untuk mementaskan lakon Wahyu Mustika Aji.  

Pagelaran wayang kulit itu sendiri merupakan bagian dari rangkaian acara untuk memperingati hari jadi Kota Solo Ke 273 yang mengambil tema "Mapan Wargane Tumata Kuthane". Sedianya Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo akan hadir menyaksikan pementasan wayang. Tapi karena ada agenda yang tak bisa ditinggalkan, Sekertariat Jendral Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Hadi Prabowo yang datang mewakili. Acara wayangan juga dihadiri Wakil Walikota Surakarta, Purnomo dan pejabat eselon I dan II Kemendagri.   

Dalam kata sambutannya, Hadi menyampaikan salam dari Mendagri yang tak bisa hadir. Kata Hadi, selain mengucapkan selamat atas HUT Kota Surakarta, Mendagri juga titip pesan untuk disampaikan kepada jajaran pemerintahan di Surakarta. Mendagri kata Hadi, berpesan agar pemerintah kota Surakarta terus melakukan evaluasi capaian kinerjanya. Sehingga bisa meningkatkan kualitas layanan pada masyarakat. Mendagri juga berharap, daya saing meningkat. Akhirnya, kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat. 

"Kota Surakarta harus menjadi Spirit of Java. Kota Surakarta merupakan kota budaya," katanya. 

Sebagai kota budaya, lanjut Hadi, Surakarta tak hanya dikenal di tingkat nasional. Tapi sudah mendunia. Ini yang membuat Surakarta banyak disambangi para turis baik turis domestik maupun mancanegara. Menurut Hadi, ini berkah bagi dunia pariwisata di Surakarta. Karena itu tugas pemerintah menghadirkan layanan yang baik. Sehingga wisatawan yang datang berkunjung, merasa nyaman, aman dan betah selama tinggal di Surakarta.  

"Surakarta menjadi kota nyaman bagi pariwisata untuk itulah tentunya yang terkait dengan pelayanan jasa, pariwisata dan budaya harus terus ditingkatkan dikembangkan, sehingga mampu memberikan kontribusi baik pada tingkat regional maupun tingkat nasional" kata Hadi. 

Mendagri Tjahjo Kumolo sendiri kata dia, mengapresiasi sikap masyarakat kota Surakarta yang telah memberikan kontribusi besar untuk pembangunan. Terutama sikap toleransi. Ini yang jadi spirit of java. Dan sikap toleransi jadi kunci dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. 

Kata Hadi, di tengah situasi yang begitu bebas, banyak isu negatif disebar. Terlebih di tahun politik ini. Mendagri sendiri kata dia, menitip pesan agar masyarakat, terutama di Surakarta tak gampang termakan kabar burung yang tak jelas juntrungannya. Masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh sebuah isu berisi fitnah, atau hoax.

"Masyarakat harus menjaga diri atas isu provokasi. Tahun ini adalah tahun politik, diharapkan masyarakat Surakarta dapat bersatu padu dan menjaga kondusivitas wilayah dan kelanjutan pembangunan. Dan ikut menyukseskan Pilkada serentak serta Pemilu 2019," katanya. 

Hadi juga mengungkapkan ajakan Mendagri untuk sama-sama melawan hoax, ujaran kebencian, fitnah dan politisasi SARA. Mereka yang sengaja sebarkan itu, tujuannya mengadu domba elemen bangsa. Hadi pun berharap, masyarakat tidak mudah di adu domba. Dalam kontestasi, masyarakat yang punya hak pilih jangan mau direndahkan martabatnya dengan mudah tergiur oleh iming-iming uang. 

"Kita jangan mudah diadu domba kita juga harus menjaga dari hal-hal yang tidak baik khususya politik uang dalam Pilkada maupun pemilu 2019. Ini semua racun demokrasi yang merendahkan martabat negeri kita sendiri. Itu pesan Pak Menteri," katanya. 

Sementara itu di acara yang sama Wakil Walikota Surakarta Purnomo menambahkan pentas wayang kulit merupakan hadiah untuk warga Surakarta yang merayakan hari jadi kotanya. Kata Purnomo, Surakarta adalah kota yang bertumpu pada jasa, pendidikan, seni, budaya dan olahraga. Seni budaya yang jadi ciri khusus Surakarta sebagai sebuah kota. Bahkan ini yang jadi magnet bagi siapa pun yang berkunjung ke Surakarta. Terutama para turis baik domestik maupun mancanegara.  

"Karena itu penanaman nilai budaya harus dilakukan secara dini. Ini yang akan jadi fondasi dan benteng terhadap gempuran nilai negatif dari budaya luar," kayanya. 

Terkait pementasan wayang kulit, tambah Purnomo, bukan sekedar seni yang menghibur. Tapi kisah pewayangan itu sarat dengan makna, hikmah dan pelajaran. Ini yang harus diserap.  

"Kiranya pagelaran ini menjadi hadiah untuk seluruh warga Surakarta," ucap Purnomo. 

Lakon Wahyu Mustika Aji itu berkisah tentang situasi Kerajaan Amarta saat dilanda pageblug atau malapetaka. Melihat situasi di Amarta sedang tak karuan, pihak Kurawa kemudian ingin menguasai Amarta. Maka dibuatlah huru-hara yang diawali dengan disebarkannya isu yang berisi fitnah, berita bohong dan ikatan kebencian. Hingga kemudian muncul Hanoman, seorang pendeta muda. Berkat wahyu yang diturunkan, Hanoman berhasil membuat Amarta kembali aman.(p/ab)